Mudik terlaksana dengan baik, berjalan dengan selamat
kami berangkat sebelum matahari terbit, masih sangat gelap
menjelang siang kami masih belum melewati batas provinsi, itu karena kami naik motor berempat...nekat memang, kami lakukan ini karena ini lebih aman daripada pakai 2 motor .. tau kan seperti apa kalo perempuan bawa motor.. seram, serampangan..merasa paling benar..paling mahir
pukul 13:30 kami baru saja melewati batas provinsi.. ini SPBU pertama setelah melewati perbatasan, kami jalan santai
kami kepanasan lalu beristirahat di sebuah rumah yang serba merah yang kami sendiri agak lupa posisi tepatnya, sebelah kanan dan kiri dari foto yang kami ambil masih ada tembok merah
baso disana sangat enak, orangnya ramah
SETENGAH PERJALANAN - Karangpucung
kami menempuh setengah perjalanan, tepatnya di SPBU Karangpucung pukul 15:30, sudah sore
bila berangkat dari bandung dengan sepeda motor maka disinilah titik lelah pemudik.ditambah lagi sebelah timur dari karangpucung adalah Lumbir..daerah yang masih dianggap rawan begal jadi disinilah biasanya mereka mencari teman untuk lewat Lumbir secara bersama sama dan saling menjaga
kami biasa berlama lama di SPBU ini karena tempatnya begitu nyaman, kami melewati Lumbir dalam keadaan gelap, no problem karena kami juga pernah lewat Lumbir jam 12 malam waktu kami mengejar waktu untuk pemakaman ibu dari istri saya (ibu mertua)
PERSIAPAN BERKEMAH
pukul 8 malam kami mampir mini market yang tidak perlu disebut namanya, kami berbelanja perbekalan berkemah
kanjeng kakak yang mengambil foto, sementara kanjeng dedek udah nyaris tertidur, sepanjang jalan dia banyak tidur tp saat istirahat ya tetap pengen tidur.
kami berbelanja di daerah wangon, sebelum melewati Jembatan Sungai Serayu (jembatan Plengkung)
BAGIAN MENYERAMKAN
tadinya kami berencana berkemah di tikungan setelah jembatan tapi saya batalkan untuk berkemah disana, saya menangkap aktivitas diluar nalar dari atas jembatan itu, itu mungkin karena saya iseng banget pake acara melihat ke atas.. sebenarnya mau melihat atau tidak pasti terasa kalo ada "brekele" atau residu energi negatip..
"jangan ada yang melihat ke atas.. berdoa..kita kemah di lokasi lain, jangan disini, jangan minta penjelasan"
sebenarnya saya tidak suka dengan kepekaan saya terhadap mereka, saya anggap itu alarm untuk hati hati mengambil keputusan dan untuk segera berdoa.
kami menyusuri jalan mencari lokasi yang potensial tapi sambil memilih jalan karena jalan begitu jelek..sudah lama seperti itu.
dan ketika kami hampir putus asa tiba tiba kami melewati rest area milik BNPB
kami minta ijin untuk berkemah di sebelah mereka,
Melihat rest area sepi maka kami harus membuat alasan yang tepat untuk membuka tenda,
saya minta ijin untuk mengajarkan anak berkemah agar jadi pribadi yang tangguh, tidak stres kalo ada tekanan atau bencana alam. (karena mereka orang BNPB; yang jelas jelas berkecimpung di kebencanaan)
dan.. kami diijinkan
tenda kami biasa saja, tenda murah meriah, seingatku harganya sekitar 300rb
kendaraan kami biasa biasa saja, pasarannya sekarang sekitar 1,8 jt sudah dapat yang pajaknya jalan, wow betapa murahnya.
dengan benda benda murah itu kami bersyukur dan bersenang senang,membangun kenangan keluarga.
supaya anak anak kami akan mengingat kami nantinya sebagai orang tua yang asik dan kreatif, tapi ternyata video yang kami buat juga menginspirasi banyak orang
"oh ternyata bisa begitu caranya.."
"aku nanti mudiknya juga mau seperti itu"
"camping keluarga sambil mudik, sy blm kepikiran"
tapi bukan itu yang kami kejar.. membangun kenangan keluarga dan menjauhkan anak balita kami dari petasan di pagi pertama Lebaran.. itu yang utama
MEMASAK UNTUK SARAPAN
paginya kami bangun dengan sehat segar dan semangat
kami mempersiapkan mie instan dan baso yang kami bawa